Unggulan
- Dapatkan link
- X
- Aplikasi Lainnya
Memburu Muhammad

Mengkritisi Islam
Cerpen favorit saya ...
"Ludba, saya benar-benar tidak mengerti satu hal. Secara akal sehat, jika ada binatang buas berkeliaran, mereka yang seharusnya dikerangkeng. Bukan manusia yang jadi terkurung!"Ludba terdiam. Mereka menghabiskan perjalanan dalam hening."Nona," ujar Ludba sebelum Nisa turun."Anda benar, memang seharusnya begitu. Tapi mengatur-atur dan melarang-larang perempuan adalah pilihan yang selalu lebih mudah ketimbang bersusah-susah mengatasi persoalan yang sebenarnya." (56)
JRENG! Di titik itulah saya merasa buku ini bagus banget. Yes, this book is for me! Temanya sangat relate sekali dan kita bisa melihat di kehidupan nyata sehari-hari. Misal, seperti kasus pelecehan seksual pada perempuan, justru perempuan lah yang diatur cara berpakaiannya. Harusnya para pelaku lah yang diajari untuk tidak melecehkan perempuan!
Cerpen lainnya yang sangat menarik adalah "Perempuan yang Ingin Membakar Surga". Cerpen ini terinspirasi dari saduran cerita Rabiah Al-Awadiyah (713 M-801 M). Salah satu cerita yang paling terkenal adalah, dikisahkan bahwa pada suatu siang, Rabiah berjalan di Kota Bagdad sambil menenteng air dan memenggangi obor di tangan kirinya. Seseorang pun bertanya kepada beliau mau dikemanakan air dan obor tersebut? Ia lalu menjawab, "Aku hendak membakar surga dengan obor ini dan memadamkan neraka dengan air ini. Agar orang tidak lagi mengharapkan surga dan menakutkan neraka dalam ibadahnya."
Cerita ini sangat menyentuh hati saya. Saya jadi ingat ceramah ustaz favorit saya, Aam Amiruddin, tentang ikhlas. Ikhlas paling tinggi itu bukan beribadah mengharapkan pahala, tetapi karena cinta pada Allah SWT. Di kumpulan cerpen ini juga ada pertanyaan, apakah manusia tetap akan beribadah jika surga dan neraka tidak ada?
Setelah baca karya Feby, saya merasa menemukan penulis favorit baru. Saya jadi ingin baca karya dia yang lain, yaitu Bukan Perawan Maria. Saya suka dengan tema mengkritisi Islam. Bukan, bukan untuk menjelekkan agama, tapi justru karena mencintainya, kita harus mengkritisi agar paham dan mencintai sepenuh hati. Spiritualisme kritis, kalau kata Ayu Utami mah.
Meski buku ini temanya sensitif, tulisan Feby juga tidak pernah menjelek-jelekan agama. Justru ia menyorot pemeluk agamnya yang "ngeyel" atau sesuatu yang ada di sudut hati secara diam-diam, seperti bertanya-tanya seperti apa enaknya daging babi. Hehe. Sepertinya tema buku seperti ini masih jarang ya? Menurut saya, buku ini layak dibaca.
- Dapatkan link
- X
- Aplikasi Lainnya
Komentar
Postingan Populer
Anak Gembala yang Tertidur Panjang di Akhir Zaman
- Dapatkan link
- X
- Aplikasi Lainnya
makasih reviewnya
BalasHapus