Langsung ke konten utama

Unggulan

Menggali Ajaran Kebijaksanaan dalam Chadō

Siapa di sini yang suka minum teh? Di Indonesia, teh seringkali dinikmati saat menjamu tamu atau sebagai penghilang dahaga sehabis makan. Di warung nasi, pengunjung biasanya menikmati teh kental, pahit, tanpa pemanis, dan dicampur dengan bahan tertentu seperti melati atau vanila. Dok. Pribadi Di Jepang, teh mendapatkan perhatian yang khusus. Untuk meminumnya saja ada serangkaian upacara yang mengiringinya, atau biasa disebut chadō . Rangkaian upacara ini bersifat rigid, artinya sejumlah aturan yang harus dipenuhi. Misal, tamu harus memakai baju kimono, di dalam ruangan harus ada hiasan dinding (kaligrafi tulisan kanji) dan bunga, teh harus disajikan tanpa terburu-buru, dan lainnya. Segala 'keribetan' itu bukan tidak ada maksud, malah ada makna yang relevan dengan zaman modern. Itulah yang dibahas di buku Menggali Ajaran Kebijaksanaan dalam Chadō dari Syaraf Maulini. Misalnya, pakaian kimono yang membatasi ruang gerak pemakainya, mengartikan bahwa kita hidup dalam bermasyarakat

Kelab Dalam Swalayan



Rasanya sudah lama enggak baca buku genre thriller psikologis. Mungkin karya terakhir yang napasnya sama dengan buku di atas adalah Larung karya Ayu Utami. Keduanya memiliki persamaan dengan adegan orang dengan gangguan kejiwaan dan mayat yang disembunyikan.

Sekitar bulan lalu, Abi Ardianda, penulis sekaligus teman saya, memberikan buku novel pertamanya ini. Tentu saja saya senang sekali, karena kebetulan work from home dan butuh hiburan. Apalagi Abi sering membagikan ulasan dari teman-temannya yang terkejut di bagian penutupnya. Wah, jadi penasaran.

Jadi, begini sinopsisnya ...

Buku Kelab Dalam Swalayan (2021) terbitan Penerbit Baca ini menceritakan seorang tokoh bernama Sonja yang mengalami berbagai keanehan. Pertama, dia menemukan sebuah kelab privat di dalam swalayan yang terpencil. Kedua, dia menemukan seorang penari telanjang bernama Mega yang mengetahui segala tentang dirinya. Ketiga, orang-orang di sekitarnya yang mati secara misterius.

Siapa yang sangka bahwa dengan membuka pintu kelab itu, Sonja menjadi membuka "pintu" ke masa lalu dan mengungkap segala kejanggalan dalam hidupnya, seperti kematian ayah yang sangat dicintainya dan kisah-kisah gelap di keluarganya. Sonja juga jadi tahu mengapa sang ibu bersikap sedemikian keras pada anak-anaknya.

Novel dengan banyak lapisan 

Novel Kelab Dalam Swalayan dibuka dengan adegan yang sangat menarik pembaca dan membuat penasaran. Abi bercerita tentang Sonja yang membawa sosok perempuan ke dalam sebuah motel dalam keadaan keduanya basah kuyup. 
"Berulang kali paman sepuh itu mengucapkan terima kasih. Senyumannya kian lebar mengembang. Aku penasaran, apakah kehangatan yang ditunjukkan masih tetap terpancar bila tahu perempuan yang sedang kupapah di sampingku sesungguhnya sudah menjadi jenazah? Masihkah dia bersikap ramah saat motel miliknya segera disesaki petugas kepolisian serta diberitakan sebagai tempat kejadian perkara?" (hal. 5)
Dari situ, plot mundur ke-40 hari sebelum kejadian. Ia bercerita banyak tentang ibunya, keluarganya, teman-teman mainnya, dan sosok Mega. Plotnya juga mundur lagi ke adegan saat ayahnya masih hidup dan ia menemukan ayahnya mati dengan cara yang aneh (saat itu belum jelas apakah itu mimpi atau kenyataan). Ia juga bercerita tentang Nohan, tunangan Sonja yang karakternya perfeksionis, berjarak, dan tidak empati.

Menurut saya, membuat novel dengan banyak lapisan, diceritakan dengan alur maju mundur, bukanlah hal yang mudah. Namun Abi bisa menuliskannya dengan baik. Buktinya, ia bisa menjaga rasa penasaran saya (pembaca) untuk ingin tahu kelanjutannya. Meski demikian, saya melewatkan beberapa adegan tokoh utama monolog karena bosan.

Saya sudah menduga kalau Sonja memiliki gangguan kejiwaan itu (yang akhirnya dikemukakan di bagian akhir novel). Hanya saya enggak menduga dalang di balik semuanya. Hehe. Saya berharap Abi bisa eksplor latar belakang tokoh pembunuhnya secara mendalam karena sepertinya akan lebih menarik. Tidakkah kita penasaran mengapa seseorang bisa melakukan yang sungguh gila? Mungkin di novel selanjutnya, Abi? :D

Buku Kelab Dalam Swalayan adalah buku yang menghibur, ringan, sekaligus juga membuat penasaran. Saya sih berharap ada banyak lagi buku-buku thriller psikologis yang bagus di Indonesia. Oya, buku ini juga bukan untuk anak di bawah umur yaa!

Komentar

Postingan Populer