Semua Orang Pandai Mencuri Langsung ke konten utama

Unggulan

The Joy Luck Club

Dok. Pribadi Belakangan ini, saya lagi keranjingan membaca karya-karya Amy Tan . Rasanya ada sesuatu yang begitu kuat dalam cara dia bercerita, terutama tentang hubungan keluarga dan budaya. Jadi, ketika tahu kalau novel pertamanya, The Joy Luck Club (1989), jadi finalis untuk berbagai penghargaan bergengsi seperti National Book Award dan National Book Critics Circle Award, saya langsung penasaran ingin membacanya. Novel ini mengisahkan kehidupan empat ibu imigran Tionghoa-Amerika yang tinggal di San Francisco dan membentuk kelompok bermain mahjong bernama The Joy Luck Club . Lewat kelompok ini, cerita hidup mereka—dan anak-anak perempuan mereka yang lahir dan dibesarkan di Amerika—mulai terungkap. Kisah dibuka dengan meninggalnya Suyuan Woo, salah satu anggota kelompok mahjong. Anaknya, Jing-mei Woo, harus menggantikan posisi ibunya dalam kelompok. Tapi ada satu kebenaran mengejutkan yang terungkap di tengah cerita: Suyuan ternyata memiliki dua anak lain dari pernikahan sebelumnya ya...

Semua Orang Pandai Mencuri



Kalau mau baca tulisan yang ringan, bisa baca buku Kumpulan Cerpen Esquire ini. Isinya tentang cinta dengan segala permasalahannya: cinta tak sampai, cinta beda gender, cinta yang dikhianati, cinta yang dibumbui hal mistis, dan cinta yang magis.

Mungkin terkesan bias, tapi cerita yang paling saya suka dari kumpulan cerpen ini adalah karya Eka Kurniawan. Tulisannya paling mudah dipahami dan down-to-earth (karena tokohnya bukan si cantik nan kaya yang suka minum wine di resto ternama). Ya, mungkin selera ya, tetapi saya suka dengan cerita yang down-to-earth karena lebih relate gitu.

Cerpennya Eka bercerita tentang dua orang yang bersahabat. Konflik terjadi ketika salah satu tokoh jatuh cinta dengan seorang pria dan rela mengorbankan apa saja untuk pria tersebut. Sayangnya, pria itu tidak setia seperti yang dikira. Akibatnya, tokoh tersebut jadi agak gila. Karena sahabatnya sayang sekali dengan tokoh itu, ia jadi rela melakukan hal yang tidak masuk diakal agar sahabatnya kembali seperti sedia kala.

Ada penulis lain yang menceritakan tokoh yang "klise", seperti menceritakan tokoh dengan kaki langsing, mulus, badan sintal, rambut panjang hitam tergerai. Ada juga yang bercerita dengan alur yang klise, seperti sepasang pria dan wanita yang sedang selingkuh lalu ditelepon oleh pasangannya masing-masing. Ah, males.

Hal yang tidak saya sukai adalah sampul bukunya yang norak. Maaf! Tapi saya malu nih kalau mau kasih lihat ke teman, enggak artsy gitu. Sangat seksuil pula. Apa karena majalah pria, jadi ditujukan untuk memanjakan visual pria? Kayaknya bisa deh dibikin lebih bagus dengan ilustrasi lukisan atau apalah.

Hal pertama yang membuat saya tertarik memang bukan karena sampulnya, tetapi karena ada nama-nama penulis ternama yang saya kenal, seperti Eka Kurniawan, Anton Kurnia, Djenar Maesa Ayu, dan Seno Gumira Ajidarma.

Sepertinya kumpulan cerpen ini sudah tidak dijual di pasaran. Meski saya beli baru dan dalam keadaan disegel, kertas buku cerpen ini sudah menguning. Jadi, kalau menemukan buku ini entah di mana, bisa lah dibaca untuk hiburan.

Komentar

Postingan Populer