Langsung ke konten utama

Unggulan

Menggali Ajaran Kebijaksanaan dalam Chadō

Siapa di sini yang suka minum teh? Di Indonesia, teh seringkali dinikmati saat menjamu tamu atau sebagai penghilang dahaga sehabis makan. Di warung nasi, pengunjung biasanya menikmati teh kental, pahit, tanpa pemanis, dan dicampur dengan bahan tertentu seperti melati atau vanila. Dok. Pribadi Di Jepang, teh mendapatkan perhatian yang khusus. Untuk meminumnya saja ada serangkaian upacara yang mengiringinya, atau biasa disebut chadō . Rangkaian upacara ini bersifat rigid, artinya sejumlah aturan yang harus dipenuhi. Misal, tamu harus memakai baju kimono, di dalam ruangan harus ada hiasan dinding (kaligrafi tulisan kanji) dan bunga, teh harus disajikan tanpa terburu-buru, dan lainnya. Segala 'keribetan' itu bukan tidak ada maksud, malah ada makna yang relevan dengan zaman modern. Itulah yang dibahas di buku Menggali Ajaran Kebijaksanaan dalam Chadō dari Syaraf Maulini. Misalnya, pakaian kimono yang membatasi ruang gerak pemakainya, mengartikan bahwa kita hidup dalam bermasyarakat

4 Tips Menulis Cerpen Fan Fiction

Photo by McGill Library on Unsplash

Postingan kali ini berbeda. Saya enggak akan mengulas buku, karena tiba-tiba saya teringat dengan teman saya, Alm. Regie. Kami berkenalan di klab nulis Reading Lights Writer's Circle yang telah lama kandas. Setelah jarang bertemu, tiba-tiba saya menerima kabar bahwa ia sudah meninggal karena sakit.

Regie senang sekali menulis fan fiction. Malah sepertinya dia spesialisasinya di genre itu. Dia bisa bercerita tentang Putri Salju yang jadi jahat lah, atau penyihir di Hansel dan Gretel yang ternyata baik dan disalahartikan oleh masyarakat. Pokoknya, Regie selalu membawa perspektif baru.

Maka dari itu, saya mau berbagi tentang tips menulis cerpen fan fiction beserta contohnya. Mudah-mudahan contohnya sesuai dengan teori ya!

Apakah itu fan fiction?

Fan fiction adalah cara untuk menjadi penulis pemula, karena kita sudah memiliki karakter yang akan diceritakan. Jadi enggak perlu repot-repot bangun karakter dari nol. Kita menulis cerita baru dari karya fiksi yang sudah ada. Menurut saya, fan fiction ini bisa jadi karena ketidakpuasan pembaca pada cerita aslinya, sehingga mereka berimajinasi membuat cerita sesuai keinginannya.

Apakah genre ini untuk para penulis pemula? Di komunitas daring fan fiction, penulis enggak hanya pemula saja, banyak penulis profesional seperti N. K Jemisin yang menulis fan fiction. Ia pun mengajarkan orang-orang bagaimana cara menulis cerita fiksi yang baik.

Fan fiction enggak hanya menulis ulang dari cerita di buku saja, tetapi juga bisa cerita di tv series, film, video game, atau apa saja yang kita suka. Misalnya, banyak sekali karya fanfiction Doraemon yang disangka sebagai cerita aslinya. Atau, yang paling terkenal, buku 50 Shades of Grey mulanya merupakan fan fiction dari Twilight.

Tips menulis cerpen dari cerita yang telah ada

Neil Gaiman, penulis cerita fantasi seperti Caroline dan Stardust, memberikan tips-tips menulis cerpen atau novel yang terinspirasi dari menulis ulang karya fiksi lama dengan sudut pandang yang baru.

1. Ubah sudut pandang
Pilih karakter yang tadinya bukan karakter utama atau bahkan terlupakan untuk bercerita. Misal, di kisah Cinderella, kita bisa angkat karakter-karakter yang munculnya sedikit seperti Ibu Peri, Pangeran Tampan, atau mungkin kusir dari kereta kudanya.

2. Modernkan temanya
Banyak kisah klasik yang kembali diangkat berdasarkan gendernya, yaitu para penulis menceritakan ulang karakter perempuan dari sudut pandang yang modern. Misal, kalau dulu Cinderella hanya beres-beres rumah dan tidak berdaya, mungkin sekarang bisa memiliki ambisi untuk jadi wanita karier atau bahkan jadi SJW. Hehe. Wah, contoh ini bisa jadi diterapkan sebagai tips menulis novel nih! Pasti seru.

3. Ubah elemen ceritanya
Artinya, kita mengubah latar belakang cerita ke lokasi baru. Marissa Meyer menceritakan Cinderella sebagai cyborg di Beijing pada novel Cinder (2012).

4. Jadikan cerita tersebut milik kamu
Tips menulis cerpen selanjutnya adalah buatlah cerita tersebut menjadi milik kita. Caranya, tambahkan latar belakang dan pengalaman kita, atau tambah hal-hal familiar di kehidupan sekarang pada cerita tersebut. Misal, kita bikin Cinderella kena penyakit Covid-19 atau Cinderella yang terus ditanya sama tetangga "kapan kawin?" atau "kapan nambah anak lagi?" Heheheu.

Ini dia contohnya ...

Pesta anniversary pernikahan itu adalah hal yang termegah yang dilihat oleh Ella, nama kecil Cinderella yang diberikan oleh ayahnya. Siapa yang menyangka dia bisa menghadiri pesta di ballroom karena kartu pers yang ia miliki. Sebagai editor lifestyle di majalah Dewata, Ella jadi dekat dengan narasumber yang merupakan para pengusaha dan sosialita di Jakarta. Karena keramahtamahan serta keluwesannya dalam bergaul, tidak sedikit Ella mendapatkan undangan-undangan di tempat mewah atau bingkisan PR list yang berisi barang-barang glamor.

Ia juga sering mendapatkan undangan ke acara personal, seperti sekarang ini.. saat sepasang suami istri perusahaan Krakatau Stool yang merayakan ulang tahun ke-50 pernikahan mereka. Ella tidak selalu datang ke acara-acara seperti ini, tapi ia selalu berusaha menyempatkan diri untuk menjaga hubungan baik.

Meski sering menginjak lantai marmer atau karpet merah, Ella tetap anak yang sederhana. Ia tidak pernah memaksakan diri berpakaian mahal agar setara dengan para narasumbernya. Prinsipnya; "yang penting mantes". Kereta kuda berupa taksi online-lah yang sering mengantarkannya ke mana-mana, termasuk ke Ritz-Carlton ini.

Saat memasuki ballroom di Ritz-Carlton, sekelebat kenangan melintas di pikirannya. Rumah yang sederhana terbuat dari dinding yang catnya bertabrakan, seringkali berdebu dan halamannya dipenuhi dengan kotoran ayam. Ia tinggal bersama ibu tiri dan kakak-kakak tirinya--yang semua tabiatnya berubah semenjak ayah Ella meninggal. Ella kecil hingga remaja sering menjadi sasaran empuk keluarga tirinya. Mereka sering menyuruh Ella melakukan pekerjaan rumah. Ia pun hanya bisa tunduk, karena satu lawan tiga itu terlalu banyak.

Buku-buku dan majalah yang ada di perpustakaan sekolah adalah tempat pelarian diri Ella. Buku-buku inilah "pangeran tampan" yang membuat ia membuka mata, memberikan Ella sebuah pengetahuan, harapan, dan cita-cita. Ia ingin menjadi "pangeran tampan" untuk semua, menceritakan kisah-kisah dari tempat-tempat yang belum pernah dikunjungi sebelumnya. Ia ingin menyelamatkan orang-orang untuk "melarikan diri", seperti dirinya.

"Eh, Ella. Datang juga ke sini. Sudah lama?" tanya ibu pemilik perusahaan kosmetik Mustika Raja membuyarkan lamunan Ella. Ibu itu menggamit lengan Ella. Sebelum Ella menjawab, ibu tersebut keburu melanjutkan, "Sini, ada yang mau tante kenalkan. Ini cucu tante baru pulang dari luar negeri."

Pangeran tampan yang selama ini berupa buku kini hadir di depannya. Seorang pria muda, tampak sebaya, terlihat gagah dengan jas hitamnya. Rambutnya sleek, disisir rapi ke belakang. Matanya berbinar saat melihat Ella. "Ini ya yang sering nenek ceritakan?" tanyanya kepada sang nenek.

Sang pria mengulurkan tangannya. Ella berbalas menjabatnya. Jabatan itulah yang membawa Ella kepada akhir cerita hidup yang hampir happily ever after.

Komentar

Postingan Populer